Nasams



Sejarah NASAMS (National Advanced Surface-to-Air Missile System) dimulai pada awal 1990-an ketika Norwegia mengidentifikasi kebutuhan akan sistem pertahanan udara yang canggih dan dapat diandalkan untuk melindungi wilayah mereka. Pada saat itu, Norwegia mencari solusi yang dapat menggantikan sistem pertahanan udara Hawk yang sudah tua. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan ini, Norwegia bermitra dengan perusahaan pertahanan Raytheon dari Amerika Serikat. Mereka bekerja sama dalam pengembangan sistem pertahanan udara baru yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi daripada sistem sebelumnya. 

Kolaborasi ini menghasilkan sistem NASAMS yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994. NASAMS adalah sistem pertahanan udara berbasis darat yang dirancang untuk melindungi wilayah penting seperti ibu kota, pangkalan militer, dan infrastruktur strategis lainnya dari ancaman serangan udara. Sistem ini menggunakan rudal AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile) yang dikendalikan secara semi-aktif, memanfaatkan radar pencarian dan pelacakan untuk mengarahkan rudal ke target. 

Setelah diperkenalkan, NASAMS mendapatkan perhatian internasional dan dipandang sebagai sistem pertahanan udara yang sangat efektif. Kinerjanya yang handal dan kemampuan operasional yang fleksibel menjadikannya pilihan yang populer bagi negara-negara lain, yang mencari solusi pertahanan udara modern. Sejak itu, NASAMS terus mengalami perkembangan dan peningkatan. Sistem ini telah mengalami beberapa iterasi dan upgrade, termasuk peningkatan dalam hal kemampuan radar, kemampuan tracking, dan jangkauan rudal. 

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Belanda, dan Spanyol telah mengadopsi NASAMS sebagai sistem pertahanan udara mereka. Sejarah NASAMS juga mencatat sejumlah keberhasilan operasional. Sistem ini telah digunakan dalam latihan militer dan beberapa konflik nyata di seluruh dunia. NASAMS terbukti efektif dalam menghadapi ancaman udara dan memberikan perlindungan yang handal terhadap target yang dijaga.

Sistem NASAMS memiliki jangkauan operasional yang mencapai hingga 40 km dan mampu mencapai ketinggian hingga 25 km. Dengan jangkauan yang luas ini, NASAMS dapat mendeteksi, melacak, dan menghancurkan target udara dalam jarak yang signifikan. Sistem ini dilengkapi dengan radar pencarian yang mendeteksi target udara dan mengirimkan informasi ke sistem pengendali tembakan. Selain itu, NASAMS juga dilengkapi dengan radar pelacakan yang melacak target yang terdeteksi dan memberikan data yang diperlukan untuk mengarahkan rudal dengan akurasi tinggi. 

Launcher NASAMS dirancang dalam konfigurasi vertikal yang memungkinkan peluncuran rudal dengan cepat dan efisien. Sistem ini menggunakan rudal AIM-120 AMRAAM atau varian lainnya dengan kemampuan menengah-ke-jauh. Rudal ini memiliki kecepatan tinggi dan kemampuan manuver yang tinggi, sehingga mampu menghadapi ancaman udara yang beragam. Untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan operasi sistem, NASAMS dilengkapi dengan unit komando dan kendali yang bertanggung jawab untuk memproses informasi dari radar, membuat keputusan taktis, dan mengarahkan peluncuran rudal. 

Sistem manajemen tembakan memainkan peran penting dalam mengoordinasikan penggunaan rudal dan memberikan instruksi kepada peluncur. Selain itu, sistem komunikasi yang handal memastikan integrasi yang baik antara komponen-komponen sistem NASAMS. 

Untuk cara kerja rudal AIM-120 AMRAAM di dalam sistem NASAMS yaitu di saat rudal AIM-120 AMRAAM dengan sistem radar 3D AN/TPQ-36A atau AN/MPQ-64 NASAMS yang mendeteksi target udara. Setelah target terdeteksi, sistem radar memberikan data pelacakan target ke unit kontrol dan komunikasi di dalam NASAMS. Setelah menerima data pelacakan target, unit kontrol dan komunikasi menghitung persyaratan peluncuran untuk menghancurkan target. 

Data seperti jarak, kecepatan, arah, dan lintasan target digunakan untuk mengatur peluncuran rudal AIM-120 AMRAAM. Ketika instruksi peluncuran diterima, sistem peluncur NASAMS mempersiapkan dan mengaktifkan rudal AIM-120 AMRAAM yang telah dipilih. Rudal ditempatkan secara vertikal dalam sel peluncur dan sistem pengunci rudal diaktifkan untuk menjaga kestabilan rudal selama peluncuran. Setelah persiapan selesai, rudal AIM-120 AMRAAM ditembakkan dari sel peluncur secara vertikal dengan menggunakan mekanisme pengangkatan yang kuat. Rudal dikeluarkan dengan kecepatan tinggi dan mengikuti lintasan terbang menuju target yang telah ditentukan sebelumnya. 

Selama penerbangan, rudal AIM-120 AMRAAM menggunakan sistem panduan aktif dan pasif untuk melacak dan mengunci target. Rudal dilengkapi dengan radar pencarian sendiri yang memungkinkannya mendeteksi dan melacak target secara mandiri. Selain itu, rudal juga dapat menerima panduan dari radar di darat atau dari pesawat tempur yang berbagi informasi. Rudal AIM-120 AMRAAM memiliki kemampuan manuver yang tinggi untuk menghindari penghalang dan mengikuti target yang bergerak dengan cepat. 

Kemampuan manuver ini memungkinkan rudal mendekati target dengan presisi tinggi dan meningkatkan kemungkinan intersepsi yang sukses. Saat rudal AIM-120 AMRAAM mencapai target, sistem hulu ledaknya diaktifkan untuk menghancurkan atau menonaktifkan target tersebut. Rudal ini dilengkapi dengan hulu ledak yang efektif untuk melawan berbagai jenis target udara, termasuk pesawat tempur dan misil atau rudal jelajah.

Gambar NASAMS:

















Sumber:
6. Foto di ambil dari Pinterest

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa-doa Kristen Katolik dalam bahasa Latin

Apa yang terjadi jika Jakarta di bom dengan Tsar Bomba?

Apa yang terjadi jika Indonesia memiliki senjata Nuklir?